Terbuka, Pengembangan Perangkat Lunak Lokal
Di bidang teknologi informasi, posisi Indonesia masih tertinggal bila
dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura,
Korea, dan Cina. Padahal jika melirik struktur industri teknologi
informasi, sebenarnya masih terbuka kesempatan yang luas bagi para
pengembang perangkat lunak lokal untuk menjadi pemain utama dalam
industri perangkat lunak dalam rangka memperkuat potensi telematika
nasional dan pemanfaatan perkembangan teknologi informasi global yang
cepat.
Demikian sambutan tertulis Direktur Jenderal Aplikasi Telematika
Departemen Komunikasi dan Informatika RI Cahyana Achmad Jayadi yang
dibacakan Kasubdin Perangkat Lunak Ricky Arif Gunawan pada pembukaan
‘Seminar Pemanfaatan Open Source Software Menyongsong Masa Depan Bali
Berbasis ICT’’, Sabtu (28/6) kemarin.
hasil kerja sama Jurusan Ilmu Komputer Universitas Udayana bekerja sama
dan Depkominfo. Seminar dibuka Rektor Unud Prof Dr. I Made Bakta dan
dirangkaikan pula dengan penandatanganan MoU antara Unud dan
Depkominfo.
Lebih lanjut dikatakan, untuk mendorong kreativitas dan mengembangkan
kapasitas nasional di bidang industri perangkat lunak, pemerintah pada
30 Juni 2004 lalu telah melakukan Deklarasi Bersama tentang ‘Indonesia,
Go Open Source! (IGOS)’ melalui pengembangan dan pemanfaatan Open
Source Software (OSS).
Melalui pemanfaatan OSS diharapkan dapat menurunkan ketergantungan
nasional terhadap perangkat lunak proprietary, menghemat pengeluaran
negara dalam pengadaan perangkat lunak, mendorong perkembangan industri
perangkat lunak nasional dan memperbaiki iklim HaKI di Indonesia.
Bakta mengatakan, Bali khususnya Unud, salah satunya melalui Jurusan
Ilmu Komputer telah siap menyongsong hal tersebut. Menurutnya,
implementasi berupa kerja sama antara Unud dan Depkominfo ini merupakan
salah satu langkah nyata implementasi menuju peningkatan kualitas dan
daya saing bangsa di bidang ICT di era globalisasi. (ded/*)
sumber : http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=10&id=1445
